RedZona BOLMUT – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada November mendatang, keresahan mulai dirasakan sejumlah masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Beberapa warga di beberapa desa mengaku mendapat tekanan dari aparat desa untuk memilih salah satu pasangan calon (paslon) yang telah ditentukan.
Salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya menuturkan, bahwa tekanan ini disampaikan langsung oleh kepala desa atau Sangadi di wilayah mereka. Menurutnya, Sangadi memerintahkan masyarakat untuk mengikuti arahan dan memilih paslon tertentu.
“Ini arahan dari atas, jadi semua masyarakat wajib memilih pasangan yang kita bilang,” kata warga tersebut menirukan pernyataan kepala desa.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat yang merasa kebebasan mereka dalam memilih pemimpin lima tahun ke depan telah dirampas. Beberapa warga bahkan menilai bahwa demokrasi di Bolaang Mongondow Utara sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Seharusnya, biarkan kami masyarakat menilai dan memilih kandidat yang benar-benar layak untuk memimpin daerah ini, bukan berdasarkan paksaan,” ungkap salah satu warga.
Warga yang merasa tertekan juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki bukti rekaman atas intimidasi yang dilakukan. Mereka menegaskan, jika intimidasi tersebut terus berlanjut, mereka tidak akan ragu untuk melaporkan hal ini kepada pihak berwenang.
“Kami punya bukti rekaman, jadi jika kami diintimidasi lagi untuk memilih salah satu calon, kami akan melaporkan langsung hal ini,” tambahnya.
Situasi ini menambah ketegangan menjelang Pilkada di Bolmut, di mana partisipasi dan hak suara masyarakat seharusnya dilindungi dalam semangat demokrasi yang bebas dan adil.